Mengawali tahun ajaran 2017/2018, mahasiswa baru Universitas Tadulako (Untad) mengikuti kuliah umum bertempat di Gedung Auditorium Untad, Kamis (14/09). Kuliah umum ini diikuti sekitar 1.200 mahasiswa baru dari seluruh fakultas, baik jenjang D3, S1, S2 dan S3. Hadir sebagai dosen tamu dalam kuliah umum ini yaitu Kepala kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah, Sampe Tuah, S.H, Komandan Korem 132 Tadulako, Kolonel Inf. M Saleh Mustafa dan Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah yang diwakili oleh Kasat PJR Ditlantas Polda Sulteng, Drs Muh. Paransa, M.Si.
Rektor Untad, Prof Muhammad Basir Cyio membuka secara resmi kuliah umum ini. Dalam sambutannya rektor menyampaikan bahwa kuliah umum ini adalah momen langka dimana dosen tamu yang hadir merupakan tiga petinggi di Sulawesi Tengah yang kompeten di bidangnya masing-masing. Untuk itu rektor berpesan kepada mahasiswa baru agar mengikuti materi yang disampaikan dengan saksama dan sebaik-baiknya.
Sebagai pembicara pertama, Sampe Tuah SH menyampaikan materi terkait peran mahasiswa Untad sebagai Agent of Change di dalam dan di luar Kampus terutama dalam pencegahan korupsi yang semakin hari semakin marak terjadi. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi agen perubahan dengan menanamkan nilai-nilai anti korupsi sedini mungkin, tentunya dimulai dengan hal-hal kecil seperti tidak menitip absen, menyontek, plagiat, gratifikasi ke dosen dan membuat pertanggung jawaban fiktif.
Sementara itu, Kolonel Inf Muhammad Saleh Mustafa dalam pemaparannya menjelaskan mengenai peran mahasiswa dalam menghadapi ancaman global. Muhammad Saleh menuturkan bahwa dunia saat ini mengalami gejolak yang dapat mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu isu yang marak terjadi dewasa ini adalah isu terorisme. Untuk itu Muhammad Saleh berpesan kepada seluruh mahasiswa baru agar dalam menghadapi ancaman maka mahasiswa harus menyiapkan mental, jasmani dan pengetahuan.
Drs Muh Paransa sebagai pembicara ketiga dalam kuliah umum ini mengangkat tema tentang peran mahasiswa dalam menciptakan keamanan, ketertiban , dan kelancaran lalu lintas di jalan raya. Tingginya angka kecelakaan yang terjadi di Sulawesi Tengah diharapkan dapaat menjadi pelajaran bagi masyarakat khususnya para mahasiswa agar memperhatikan keselamatan dan ketertiban saat berkendera. Muh Paransa juga mengapresiasi pengaturan lalu lintas dalam kampus yang diberlakukan di Universitas Tadulako seperti pengaturan kecepatan berkendara yang tidak lebih dari 30 kilometer/ jam di dalam lingkungan Universitas Tadulako.
Kegiatan yang dimoderatori oleh Dr Amiruddin Kade, M.Si ini kemudian diakhiri dengan sesi tanya jawab.
Penulis : Riska Fitra Sari/Humas Untad