Dengan semakin pesat nya kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi secara global, memberikan pengaruh yang cukup besar kepada era perindustrian dunia termasuk di Indonesia. Revolusi Industri keempat menuntut para peminat wirausaha untuk dapat menguasai teknologi informasi sehingga mampu bersaing di tingkat internasional dan bertahan di era Revolusi Industri keempat. Dengan mengangkat tema “Revolusi Industri Indonesia 4.0 & Implikasinya Pada Pengembangan Ekonomi Kawasan dan Pengembangan Daerah”, Kuliah Tamu yang menghadirkan Menteri Perindustrian RI digelar pada Jumat (20/4) pagi bertempat di Theater Room Untad.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Tadulako yang di wakili oleh Prof. Dr. Jayani Nurdin M.Si selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan menuturkan rasa bahagianya atas kehadiran Menteri Perindustrian Republik Indonesia pada kesempatan Kuliah Umum yang digelar di Universitas Tadulako.
“ Kuliah Umum hari ini terasa sangat istimewa karena Bapak Ir. Airlangga Hartarto selaku Menteri Perindustrian Republik Indonesia telah hadir di tengah tengah kita untuk menyampaikan Revolusi Perindustrian yang telah memasuki Revolusi yang keempat. Perkembangan tersebut tentu memiliki tantangan tersendiri mengingat revolusi tersebut erat kaitannya dengan kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi yang sedang terjadi di zaman sekarang. Sehingga Mahasiswa yang hadir saat ini perlu untuk menyimak dengan baik agar anda semua dapat mengambil peluang industri di masa depan.” Ujar Prof. Djayani.
Dikesempatan yang sama, Ir. Airlangga Hartarto selaku Menteri Perindustrian RI memaparkan dalam materinya mengenai sejarah terbentuknya revolusi perindustrian terdahulu hingga saat ini.
“ Dimulai pada tahun 2011, Indonesia telah masuk kedalam Industri 4.0 yang erat kaitannya dengan semakin majunya perkembangan teknologi ,informasi & Komunikasi. Dalam perkembangan perindustrian global, revolusi pertama ditandai dengan terganntikannya tenaga manusia dan hewan dengan mesin uap, kemudian masuk pada generasi kedua yang lebih banyak menerapkan konsep produksi massal dengan menggunakan daya listrik. Disusul kemudian di generasi ketiga yang banyak menggunakan teknologi otomatis dalam aktivitas industri. Saat ini revolusi keempat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi secara maksimal dalam proses produksi sehingga menciptakan model bisnis berbasis digital untuk mencapai produk yang berkualitas.” Jelas Ir. Airlangga.
Beliau turut menambahkan bahwa Indonesia telah berhasil membangun siklus ekonomi yang sehat, sehingga menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia.
“ Pada tahun 2016, Indonesia berada di peringkat 16 pada PDB Global yang tentu telah banyak mengalami peningkatan jika di bandingkan dengan tahun 2000 yang berada di posisi 27. Hal tersebut dikarenakan fondasi sosial seperti stabilitas politik, tingkat pendidikan dan keamanan yang kian meningkat serta perbaikan siklus ekonomi seperti ;
- Pendapatan Naker, tenaga kerja ke empat terbesar di dunia yang bertumbuh sekitar 30 juta naker dalam 15 tahun/Upah tumbuh dua kali dalam 10 tahun.
- Belanja konsumen, Belanja konsumen berkontribusi 55% PDB, bertumbuh delapan kali dalam 15 tahun.
- Investasi, Pembentukan modal/bruto tumbuh 13 kali (dari 22% ke 34% PDB) dalam 15 tahun.
- Aktivitas Korporasi, Kapitalisasi pasar di BEI mencapai USD 500 Milyar, tumbuh 15 kali dalam 15 tahun.
Sehingga Indonesia telah menerapkan 10 prioritas nasional untuk “Making Indonesia 4.0” diantaranya 1) Perbaikan alur aliran material, 2) Mendesain ulang Zona Industri, 3) Akomodasi Standar Keberlanjutan, 4) Pemberdayaan UMKM, 5) Membangun infrastruktur digital nasional, 6) Menarik Investasi Asing, 7) Peningkatan Kualitas SDM, 8) Pembentukan Ekosistem Inovasi, 9) Menerapkan insentif investasi teknologi, dan 10) Harmonisasi aturan dan Kebijakan.” Tambah Ir. Airlangga.
Revolusi Industri 4.0 diharapkan mampu memberikan arah yang postif bagi percepatan industri nasional serta menghindari ketertinggalan para entrepreneur dalam negeri dibidang kemajuan teknologi informasi sehingga para pengusaha kita menjadi lebih berkualitas dan mampu membuka lapangan kerja yang produktif.
Dalam Kuliah umum yang turut dihadiri Para Anggota DRR RI, Gubernur Provinsi Gorontalo, Para Wakil Rektor, Para Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah/Kabupaten/Kota, Bupati Poso, Ketua DPRD Kab. Sigi, Kepala Dinas Perindustrian & Perdagangan Prov. Sulawesi Tengah, Tokoh Masyarakat dan seluruh civitas akademika Universitas Tadulako kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif bersama peserta yang kemudian ditutup dengan penyerahan cendramata dan foto bersama. AA